Mencari nafkah adalah bagian dari Perintah Tuhan. Manakala berbisnis dalam rangka melaksanakan perintah tersebut, maka bisnis bukan lagi sekedar menghasilkan uang, namun lebih dari itu, ketenteraman hati pun akan otomatis mengiringinya. Bisnis adalah salah satu medan penghambaan kita kepada Tuhan. Sedangkan laba atau rugi hanyalah sebuah konsekuensi logis sebagai akibat yang mengikutinya. Dengan demikian, sepanjang tujuan niat dan caranya benar, maka tidak ada kata gagal dalam bisnis kita. Ruginya baik, apalagi labanya.

BAGAIMANA MENERJEMAHKAN PERSONALITAS NABI DENGAN KEADILAN?

Kontributor Topik:
Mas Steven, Tomang, 09 Juli 2009.
Penyiar: John Denim.

Negara Amerika sebagai sebuah negara hukum yang sangat menjunjung tinggi nilai keadilan, dan sangat fanatik terhadap tokoh-tokoh hukum, terutama dari dunia barat. Tapi negara Amerika pada akhirnya mengakui bahwa Nabi Muhammad ada di jajaran nomor 1, sebagai arti hukum terbaik didunia. Bagaimana Pak Siwo bisa menerjemahkan antara personalitas Nabi Muhammad dengan keadilan?




Saya tidak ingin mengomentari tentang negara Amerika Serikat yang menerima Nabi Muhammad sebagai salah satu figur keadilan, karena sudah sangat banyak sekali buku-buku yang membahas tentang hal itu. Secara umum bahwa seseorang itu mempunyai paling tidak tiga unsur yang sangat penting untuk diperhatikan yaitu unsur jasmani, unsur rohani, dan unsur yang menghubungkan antara jasmani dengan rohani yang disebut dengan unsur fikiran. Dan fikiran itu mengandung antara dua hal, bisa jadi mengandung unsur nurani atau unsur nafsu. Fikiran juga merupakan jembatan penghubung antara jasmani dengan rohani. Kita bisa memasukkan topik keadilan pada tiga hal tersebut. Manakala niat beribadah kita adalah untuk kepentingan diri kita maka itu termasuk salah satu ketidak adilan. Kalau kita berfikir sembarang, menghubungkan sesuatu yang tidak terhubung, yang bukan sebab dijadikan sebab dan yang bukan akibat dijadikan akibat, ya, kalau itu sebuah data yang tidak falid tapi dijadikan data, kalau data-data yang falid tapi dirangkai dengan analisa yang tidak tertib, apalagi sesuatu yang belum dianalisa dengan cermat tapi sudah disimpulkan, apalagi yang suka menilai dan suka menghakimi, maka berhati-hatilah karena disana ada ketidak-adilan didalam berfikir, tidak proporsional dalam berfikir. Para peneliti kalau dia objektif dalam menelitinya, jujur dalam menelitinya, cermat dalam menelitinya, semua utusan-utusan Tuhan itu punya ciri-ciri yang seperti itu, yaitu para utusan tersebut proporsional dalam menata hatinya, dia proporsional didalam memenej fikirannya, dia proporsional didalam menata indra dan fisiknya. Adil itu satu kata yang maknanya luar biasa. Apa yang saya coba sharingkan tadi itu sama sekali belum apa-apanya. Cakupannya sampai kepada hal-hal yang kecil dan terlihat remeh.

Andai diantara teman-teman ada yang hendak sharing, mengkritisi atau mempertanyakan, silahkan call langsung ke 0817449295 (proXL) pada jam 10-12 WIB siang/malam. Mohon dimaafi, Email dan SMS kami nonaktifkan, karena tidak mampu melayani. (salam kami: siwo salatiga).
Bagi yang berkenan untuk SHARE ke FB, Tweeter, dll, dipersilahkan. Semoga berkah.