Mencari nafkah adalah bagian dari Perintah Tuhan. Manakala berbisnis dalam rangka melaksanakan perintah tersebut, maka bisnis bukan lagi sekedar menghasilkan uang, namun lebih dari itu, ketenteraman hati pun akan otomatis mengiringinya. Bisnis adalah salah satu medan penghambaan kita kepada Tuhan. Sedangkan laba atau rugi hanyalah sebuah konsekuensi logis sebagai akibat yang mengikutinya. Dengan demikian, sepanjang tujuan niat dan caranya benar, maka tidak ada kata gagal dalam bisnis kita. Ruginya baik, apalagi labanya.

BAGAIMANA AGAR SELALU DIDALAM TAUHID?

Kontributor Topik:
Mas Nabila, Cibitung, 30 April 2009.
Penyiar: John Denim.

Bagaimana caranya supaya kita itu selalu berada didalam tauhid gitu, sementara kita tidak mengerti tentang arti tauhid itu sendiri, supaya kita selalu bertauhid itu gimana caranya Siwo? coba minta tolong sama Siwo, kali ada punya tips gitu Siwo. Gitu aja Siwo.




Tauhid itu dalam pembagian yang lain ada disebut dengan tauhid yang teoritis dan ada tauhid yang praktis.
Tauhid teoritis dibahas dalam ilmu-ilmu yang sifatnya konsepsional. Ada tauhid wadhih atau tauhid mudah yang didasarkan kepada dasar-dasar logika rasional. Ada ilmu kalam, ada teologi, ada teosofi. Itu tauhid yang teoritis.
Tauhid praktis biasanya merupakan petunjuk-petunjuk pelaksanaan dari pembahasan tauhid yang teoritis.

Bagaimana agar kita bisa merelakan terhadap apapun yang terjadi? Saya coba mensharingnkan ilmu saya terkait dengan tauhid praktis, saya akan gunakan hukum sunnatulloh sebab-akibat. Mbak, kalau sebabnya sudah ada apakah pasti akibatnya ada? Beliau menjawab Iya dong. Nah, kalau sebab-sebab kematian itu sudah ada pada istri saya, istri saya pasti mati ndak? Iyalah. Nah, kenapa kita bisa nggak rela? Sebab-sebabnya sudah jelas ada, kok akibatnya kita bisa nggak rela? Kalau mau kita tidak rela, gantilah sebab-sebab itu, hadanglah sebab-sebab itu, menejlah sebab-sebab itu sehingga berubah menjadi sebab-sebab lain, sehingga akibatnya pun berbeda. Sepanjang sebab memang sudah masuk, bagaimana bisa kita untuk mencegah akibatnya tidak terjadi... Nggak bisa lah. Jadi semacam kita sudah bawa pistol, kita sudah pasang peluru, kita sudah tarik pelatuknya, tapi peluru nggak boleh meluncur, ya nggak bisa lah.... Begitu pelatuk itu kita tarik ya pasti peluru itu meluncur. Kalau sebabnya sudah terjadi, akibat pasti terjadi. Dan setiap yang terjadi itu pasti ada sebab-sebabnya. Apakah kita tidak merelakan adanya hukum sebab-akibat? Hukum sebab akibat selalu mengatakan bahwa setiap sebab itu ada maka akibat pun pasti akan ada. Naa kita kan asyiknya menyesali akibat, lha... kita orientasi hasil... bukan orientasi proses. Semestinya, mari kita memenej sebab-sebab, apapun yang terjadi itu sudah pasti sesuai dengan sebab-sebab yang ada dan kita harus rela. Kita tidak bisa tidak-rela dengan hukum sunnatulloh. Nah, itu adalah problem tauhid. Semakin kita yakin pada Alloh bahwa setiap sesuatu yang terjadi itu sudah diukur sebab-sebabnya oleh Alloh. Setiap yang terjadi itu sudah pasti sesuai dengan sebab-sebab yang mendahuluinya. Aa itu antara lain bagaimana pendekatan dari tauhid teorotis menjadi tauhid praktis yang mudah kita praktekkan.

Semakin banyak kita merenungi tauhid-tauhid teoritis, kemudian kita formulasikan semampu kita menjadi formula-formula tauhid praktis, maka akan lebih mudah kita praktekkan. Sehingga yang tadinya baru berupa pemahaman kemudian menjadi prakteknya. Yang tadinya teori menjadi praktek. Yang tadinya sekedar tahu, sekarang bisa membentuk menjadi pribadi. Yang tadinya jauh di langit sana, konsep tauhid itu kini bisa menjadi membumi.

Andai diantara teman-teman ada yang hendak sharing, mengkritisi atau mempertanyakan, silahkan call langsung ke 0817449295 (proXL) pada jam 10-12 WIB siang/malam. Mohon dimaafi, Email dan SMS kami nonaktifkan, karena tidak mampu melayani. (salam kami: siwo salatiga).
Bagi yang berkenan untuk SHARE ke FB, Tweeter, dll, dipersilahkan. Semoga berkah.