Mencari nafkah adalah bagian dari Perintah Tuhan. Manakala berbisnis dalam rangka melaksanakan perintah tersebut, maka bisnis bukan lagi sekedar menghasilkan uang, namun lebih dari itu, ketenteraman hati pun akan otomatis mengiringinya. Bisnis adalah salah satu medan penghambaan kita kepada Tuhan. Sedangkan laba atau rugi hanyalah sebuah konsekuensi logis sebagai akibat yang mengikutinya. Dengan demikian, sepanjang tujuan niat dan caranya benar, maka tidak ada kata gagal dalam bisnis kita. Ruginya baik, apalagi labanya.

SYARI'AH & KEHIDUPAN MASYARAKAT INTERNASIONAL

Kontributor Topik:
Mas Steven, Tomang, 30 April 2009.
Penyiar: John Denim.

Ada salah satu mahasiswa saya yang mengajukan sebuah paper dari salah satu universitas di Indonesia eemm... yang menyatakan bahwa Islam dihadapan dunia internasional.... eemm... begini Pak Siwo, jadi sudah sangat lama sekali masalah dunia internasional ini diatur dalam hukum internasional eemm... diatur tentang... (suaranya kurang jelas) misalnya bahkan salah satu (suaranya kurang jelas) , namun baru dikodifikasikan setelah perang dunia pertama dengan terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa. Lalu, eemm... misalnya tentang diplomasi, ada China convention 1991, kemudian tentang hukum humanitarian, tentang hukum perang dan damai ada China convention 19 eemm.... Yang saya masalahkan di sini eemm... Jadi belajar saya itu menyatakan bahwa seharusnya dunia internasional itu diatur oleh hukum Islam. Karena dia sudah menunjukkan adanya celah-celah eemm... kerusakan dalam hukum internasional, sehingga eemm... celah-celah yang terjadi dalam... celah-celah yang terjadi dalam hukum internasional ini dapat menyebabkan ketidak amanan dunia yang menurut beberapa para ahli sudah digambarkan eemm... terjadinya perang dunia ketiga, kita harap eemm... ilhami di sini. Tapi itu hanya sesuatu sisi. Jadi yang saya permasalahkan, bagaimana menurut pandangan Pak Siwo hukum syari'ah ini, al-ahkam al-sulthoniah dapat di diberlakukan dalam kehidupan masyarakat internasional? Demikian Pak Siwo. Terimakasih.




internasional. Islam yang mana? Islam Sunni atau Islam Syi'i? Padahal di Sunni itu banyak madzhab-madzhab, banyak ulama-ulama yang tidak bersamaan pendapatnya. Di Syiah juga banyak ulama-ulama yang tidak saling bersepakat dalam pendapat. Pertanyaannya adalah, seandainya, ini baru pengandaian saja, aturan dunia ini perlu diatur oleh hukum Islam, pertanyaan pertama adalah Islam yang mana? Lha wong kita sesama muslim aja pecah kayak gini to Mas. Boleh deh kita ideal, tetapi kita juga harus realistik....

Yang kedua, andaikan kita sudah menemukan Islam yang dimaksudkan oleh Alloh dan Rosul-Nya itu yang ini lho, andaikan kita sudah ketemu itu.... apakah semua orang sepakat dengan itu? Apakah bisa kemudian, mari kita raih kekuasaan di PBB, kemudian kita paksakan hukum ini? Andaikan pertanyaan pertama terjawab, apakah pertanyaan kedua ini mudah kita jawab? Nggak kan....

Sepanjang kemampuan saya mempelajari sejarah itu, selalu di demonstrasikan dengan strukutur tahapan yang sama, yaitu pertama menegakkan tauhid kemudian menegakkan kebenaran dan keadilan, berhasil dapat kekuasaan ataupun tidak. Apalagi yang fenomenal dicontohkan oleh Rosululloh Muhammad saww, bahkan Beliau ditawari kekuasaan itu tanpa harus berkompromi & berkoalisi, ditawari utuh, Apakah Anda ingin jadi penguasa, butuh dukungan dana berapa, butuh kekayaan berapa, istri, butuh posisi sosial seperti apa? tapi satu, jangan kau teruskan dakwahmu.... Itu sejarah momentum demonstrasi yang luar biasa yang diajarkan oleh teladan kita dalam bagaimana kita meraih kekuasaan. Dan pada saat ada dua hal yang harus dipilih, kekuasaan dulu atau kebenaran dulu, Beliau mencontohkan kepada kita, kebenaran dulu bukan kekuasaan dulu. Na, sekarang kita lihat para pengikutny, mana kira-kira yang lebih didulukan, kebenaran dulu atau kekuasaan. Lebih ke orientasi orientasi ikhtiar atau orientasi hasil? Kita bisa lihat, tidak sulit, bahkan sekarang-sekarang ini sedang in, mudah sekali dilihat. Para pengikut-pengikut teladan itu apa yang sedang dipraktekkannya.... Mana yang lebih didahulukan, kebenaran, keadilan atau kekuasaan? Kayaknya gitu deh Mas Dosen.

Jadi pertanyaan Panjenengan itu sangat ideal tapi akan sulit unutk diaplikasikan. Ya kita boleh dong bercita-cita seperti itu... boleh lah, apa buruknya. Kita harus selalu mengejar yang idea,l tapi dengan proses-proses yang benar, tidak bisa kita hanya mempunyai niatan baik, tujuan yang hebat tetapi dengan cara-cara yang tidak relevan dengan tujuan dan niatnya. Niat saja tidak cukup. Maksud hati memeluk gunung, apa daya pikiran sakit. Itu masih lebih baik dari pada maksud hati memeluk gunung, apapun upayanya akan saya lakukan, wah... kacau kan kalau begitu ya.

Jadi kalau pertanyaan, bagaimana al-ahkam al-sulthoniah didalam posisinya didalam hukum masyarakat internasional? Kalau dua pertanyaan tadi sudah bisa dijawab maka ada kemungkinan kita bisa masuk pada periode berikutnya. Tapi sepanjang dua pertanyaan tadi belum bisa dijawab, ah... kayaknya yaa kita masih baru bisa mimpi, tapi mimpi juga kalau mimpi yang indah kan lumayan. Kayaknya gitu Mas Steven, terimakasih. Mudah-mudahan Panjenengan tidak puas, dan terimakasih juga atas tidak puasnya.

Andai diantara teman-teman ada yang hendak sharing, mengkritisi atau mempertanyakan, silahkan call langsung ke 0817449295 (proXL) pada jam 10-12 WIB siang/malam. Mohon dimaafi, Email dan SMS kami nonaktifkan, karena tidak mampu melayani. (salam kami: siwo salatiga).
Bagi yang berkenan untuk SHARE ke FB, Tweeter, dll, dipersilahkan. Semoga berkah.