Kontributor Topik:
Mas Ibnu Aqil, Angke, 28 Mei 2009.
Penyiar: Dave Ameral.
Tatkala kita bermohon kepada Alloh dengan permohonan yang mengandung kebaikan, falidator apa yang menyebabkan permohonan kita bisa dikabulkan, ditangguhkan atau ditolak?. Lalu apa yang menjadi syarat kalau kita masuk kedalam maqom permohonan itu sehingga permohonan kita dapat dikabulkan? Sementara kita menanti harapan dari sebuah permohonan yang dimohonkan yaitu pemberian dari yang Maha Memberi. Dengan cara apa kita meraih pemberian-Nya? Apakah melalui syarat, alamat, khilafat, atau firasat? Bagaimana mengkolerasikan af'alnya Alloh terhadap permohonan yang kita mohonkan manakala kita tahu bahwa Alloh memiliki sifat yang disifati oleh manusia yaitu sifat qidam dan baqo, terlingkup didalamnya yaitu "Huwa al-awwalu wal akhiru, wa adz-dzohir wal batinu"?. Lalu bagaimana pula mengkolerasikan tentang kanzul mahfian, perbendaharaan Alloh yang tersembunyai dengan permohonan yang kita mohonkan?
Pertanyaan Panjenengan luar biasa dan sangat unik, rumit, sulit, dan banyak. Dan antara lain yang Panjenengan angkat adalah mengenai permohonan. Saya hanya ingin menanggapi satu saja bahwa semua yang Panjenengan maksud itu kuncinya satu saja yaitu kesucian diri. Kesucian diri yang paling efektif melalu pertaubatan. Sudah, kira-kira begitu aja, lebih lanjut saya tidak mampu menanggapi, cukup sulit dan banyak, sebaiknya Panjenengan hubungi ke HP FM saja.
