Kontributor Topik:
Mas Dadang, Kalideres, 04 Juni 2009.
Penyiar: Dave Ameral.
Mohon disharingkan satu contoh ayat yang menurut Siwo difahami dengan salah atau tidak tertib?
Contoh ayatnya adalah "Innalloha yahdi man yasya' wa yudhillu man yasya' ". Kalau kita berfikir terhadap ayat itu dengan cara berfikir yang ala kadarnya sebagaimana saya pernah fahami dulu, pernah saya lakukan, sehingga saya punya pemahaman bahwa orang mendapat petunjuk karena dia dikehendaki Alloh, orang menjadi sesat karena dikehendaki Alloh, sehingga orang yang dapat petunjuk dan orang yang sesat sama-sama dikehendaki Alloh. Sehingga kalau ada orang yang sesat jangan disalahkan, karena itu kehendak Alloh. Yang menghendaki dia sesat itu Alloh, jangan salahkan orangnya, salahkan Allohnya. Akhirnya hukum tidak berlaku lagi. Nilai-nilai tidak berlaku, karena semua sudah ditentukan oleh Alloh.
Andai ada orang yang selingkuh dengan pejabat pejabat, dia mengakui perselingkuhannya, bahkan mengakui dia menggugurkan kandungannya, kemudian diakhir kalimat dia mengatakan "Ya inilah taqdir Alloh yang digariskan untuk saya" sehingga terkesanlah Alloh itu buruk, sehingga ada su'udzon-su'udzon terkesan Alloh itu buruk. Sehingga kita sering berdo'a "Ya Alloh, berilah keadilan" seakan-akan Alloh belum adil, "Ya Alloh, berikan kami rahmatMu" seakan-akan Alloh belum memberikan rahmat. Itu ada karena ada buruk sangka buruk sangka yang tak saya sadari.
Mencari nafkah adalah bagian dari Perintah Tuhan. Manakala berbisnis dalam rangka melaksanakan perintah tersebut, maka bisnis bukan lagi sekedar menghasilkan uang, namun lebih dari itu, ketenteraman hati pun akan otomatis mengiringinya. Bisnis adalah salah satu medan penghambaan kita kepada Tuhan. Sedangkan laba atau rugi hanyalah sebuah konsekuensi logis sebagai akibat yang mengikutinya. Dengan demikian, sepanjang tujuan niat dan caranya benar, maka tidak ada kata gagal dalam bisnis kita. Ruginya baik, apalagi labanya. |