Kontributor Topik:
Mas Ruli, Jogja, 16 April 2009.
Penyiar: Dave Ameral.
Siwo, saya sering mendengar cerita bahwa Rosululloh pernah melakukan kesalahan dalam praktek keseharian, lalu apa makna maksum dan hikmahnya?. Itu aja.
Naaa ini, saya mempunyai pemahaman tentang maksum itu mbolak-mbalik dalam diri saya. Dulu saya pernah memahami bahwa maksum itu orang yang mensucikan diri..., dia punya salah tapi kemudian mensucikan diri, kemudian disucikan oleh Alloh sehingga tidak pernah salah lagi.
Kemudian saya berubah lagi sesuai dengan perkembangan ilmu saya, maksum adalah orang yang tidak pernah melakukan salah sama sekali.
Sekarang, sudah berubah pemahaman saya, maksum adalah orang yang mensucikan diri kemudian disucikan oleh Alloh, hingga ketingkat kesalahan nisbi, dan tingkat kesalahan mimpi. Titik perbedaan dari pemahaman sebelumnya ada pada tingkat-tingkat kesalahan, yang dulu tidak secara detail, sementara yang sekarang ini dengan jenis & tingkat kesalahan yang sangat detail.
Jadi orang maksum itu bukan orang yang tidak salah, dia salah tapi tidak sembarang salah, perlu dibedakan, kesalahan itu tingkatnya berbeda-beda. Ada tingkat kesalahan masyarakat umum, ada tingkat kesalahan masyarakat khusus, ada tingkat kesalahan yang lebih khusus lagi. Nah, kalau sudah maksum itu, dia punya salah tapi salahnya bukan salah yang ditingkat masyarakat umum itu.
Intinya sama, maksum adalah orang yang berikhtiar mensucikan diri, hingga dia disucikan oleh Alloh, dengan jalan yang sesuai dengan kadar dirinya masing-masing para penyandang ismah. Ismah itu predikatnya, maksum itu orangnya.
Mencari nafkah adalah bagian dari Perintah Tuhan. Manakala berbisnis dalam rangka melaksanakan perintah tersebut, maka bisnis bukan lagi sekedar menghasilkan uang, namun lebih dari itu, ketenteraman hati pun akan otomatis mengiringinya. Bisnis adalah salah satu medan penghambaan kita kepada Tuhan. Sedangkan laba atau rugi hanyalah sebuah konsekuensi logis sebagai akibat yang mengikutinya. Dengan demikian, sepanjang tujuan niat dan caranya benar, maka tidak ada kata gagal dalam bisnis kita. Ruginya baik, apalagi labanya. |