Mencari nafkah adalah bagian dari Perintah Tuhan. Manakala berbisnis dalam rangka melaksanakan perintah tersebut, maka bisnis bukan lagi sekedar menghasilkan uang, namun lebih dari itu, ketenteraman hati pun akan otomatis mengiringinya. Bisnis adalah salah satu medan penghambaan kita kepada Tuhan. Sedangkan laba atau rugi hanyalah sebuah konsekuensi logis sebagai akibat yang mengikutinya. Dengan demikian, sepanjang tujuan niat dan caranya benar, maka tidak ada kata gagal dalam bisnis kita. Ruginya baik, apalagi labanya.

APA KEWAJIBAN TERHADAP ILMU YANG SAYA YAKINI?

Kontributor Topik:
Mas Asep, Karawang, 02 Juli 2009.
Penyiar: Dave Ameral.

Apa kewajiban saya terhadap ilmu yang saya yakini? Terkadang saya malu pada diri saya karena apa yang saya sharingkan pada orang lain belum saya aplikasikan.




Kewajiban kita terhadap ilmu kita ya kita mentaati ilmu itu. Jika ada rasa malu terhadap ilmu yang disharingkan tapi belum bisa mengaplikasikannya, maka perasaan seperti adalah baik, karena kita akan selalu terpacu untuk memperbaiki diri kita menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Tapi bukan berarti kemudian tidak boleh seseorang mensharingkan ilmunya meskipun ilmunya belum di aplikasikan, tentu saja boleh meskipun kita belum mengaplikasikannya. Misalnya orang miskin yang menguasai tentang ilmu shodaqoh sedangkan dia belum bisa bershodaqoh, apakah sang miskin itu boleh mensharingkan tentang shodaqoh? Tentu saja boleh meskipun ia sendiri belum bisa bershodaqoh.

Andai diantara teman-teman ada yang hendak sharing, mengkritisi atau mempertanyakan, silahkan call langsung ke 0817449295 (proXL) pada jam 10-12 WIB siang/malam. Mohon dimaafi, Email dan SMS kami nonaktifkan, karena tidak mampu melayani. (salam kami: siwo salatiga).
Bagi yang berkenan untuk SHARE ke FB, Tweeter, dll, dipersilahkan. Semoga berkah.